beberapa teori masuknya islam ke indonesia

Rabu, 29 Februari 2012

Islam datang dari India ( Sucipto Wiryosuparto)
Berpendapat bahwa islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang Gujarat (India).
Bukti : adanya makam raja Islam di Samudra Pasai, yakni Raja Malik al Saleh, yang terbuat dari marmer. Di bagian dalamnya ada relief yang menunjukkan seperti tembok kuil Hindu di Gujarat. Mungkin sekali nisan makam Malik al Saleh itu didatangkan dari Gujarat. Di Indonesia khususnya Jawa, masyarakat menyebut tempat makam itu dengan istilah jaratan, mungkin berasal dari nama Hujarat. Pendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa dari Gujarat, juga diperkuat dengan berita dari Marco Polo yang datang dari Perlak tahun 1292. Marco Polo menerangkan bahwa banyak pedagang dari Gujarat menyebarkan agama Islam di Sumatra Utara.
Islam datang dari Persia (Umar Amin Husen dan Husen Jayadiningrat)
Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Persia.
Bukti : Umar Amin Husen beralasan bahwa di Persia ada suku yang bernama Leren, suku inilah yang datang ke Jawa, sebab di Giri terdapat kampung yang bernama Leren. Di Persia juga terdapat suku yang bernama Jawi. Suku tersebut diduga telah membawa huruf Arab Pegon.
Husen Jayadiningrat, bukti dan alasannya di Indonesia dikenal ada pasangan dalam bahasa Arab yang disebut jabar, jer. Ini termasuk bahasa Iran yang dalam bahasa Arab disebut fathah, kasroh. Bulan Muharam adalah bulan wafatnya Husen di Karbala. Di Persia ada upacara peringatan wafatnya Husen dengan mengarak peti yang disebut tabut. Oleh karena itu, bulan Muharam juga dikenal sebagai Bulan Tabut. Di Minangkabau dan Aceh ada yang menyebut bulan Muharam sebagai bulan Tabut. Hal ini menunjukkan adannya pengaruh Persia di Indonesia.
Islam masuk dari Arab atau Mesir (Hamka)
Menurut Hamka, Islam masuk ke Indonesia dari Arab atau Mesir. Alasan yang dikemukakan oleh Hamka, antara lain sebagai berikut :
Menurut Ibn Batutah, Raja Samudra Pasai bermazhab Syafii, Mazhab Syafii yang terbesar waktu itu ada di Mesir dan Mekah. Raja Samudra Pasai selalu mengikuti musyawarah para ulama Syafii. Kalau Islam itu berasal dari Persia atau India tentunya di Indonesia banyak yang menganut aliran Syiah seperti Persia dan bermazhab Hanafiah seperti di India.
Raja-raja Samudra Pasai memakai selar al Malik seperti yang digunakan oleh raja-raja Mesir. Sementara gelar Syah yang biasa dipakai di Persia, baru muncul digunakan oleh raja-raja Malaka pada abad ke-15.

Ketiga pandangan itu memiliki alasan yang masuk akal. Para pedagang Arab, Persia, maupun India (Gujarat), memiliki peran dalam usaha penyebaran agama Islam di Indonesia. Prosesnya dapat diterangkan sebagai berikut :
Mula-mula Islam dikenalkan oleh para pedagang Indonesia, pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya. Bahkan jauh sebelum itu, menurut berita Cina sejak zaman Ratu Sima memerintah, para pedagang Arab sudah ada di tanah Nusantara. Orang-orang Cina menyebut Raja Arab dengan sebutan Raja Ta-Cheh (Ta-Shih). Jiga diterangkan pada tahun 684 M, sudah ada perkampungan orang-orang Arab di Sumatra Barat. Maka jelas bahwa sejak abad ke-7, orang-orang Arab sudah ada di Nusantara dan baik secara langsung maupun tidak langsung mereka mulai memperkenalkan agama Islam. Dalam perkembangan berikutnya, penyebaran agama Islam semakin semarak dengan keikutsertaan para pedagang dari Persia maupun Gujarat. Kemudian Islam tersebar ke berbagai pulau di Indonesia. Hal ini dibantu oleh peran serta penduduk Indonesia yang telah masuk Islam. Dalam perdagangan antarpulau atau antardaerah, mereka memperkenalkan Islam kepada penduduk atau para pedagang yang belum menganut agama Islam.

Daftar Pustaka
Kusriyantinah, A.M., Sardiman. (1995). Sejarah Nasional dan Sejarah Umum. Surabaya: Kendang Sari

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Good job...!!

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 draw science All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.